السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
Entri kali ini ingin saya kongsikan kepada semua para pembaca di luar mengenai insan dan hamba Allah S.W.T yang paling mencintai kita iaitu Rasulullah. Selepas Allah S.W.T, Rasulullah lah yang patut kita cintai dalam turutan bercinta sebagai seorang mukmin sejati.
Memang diakui bukan mudah untuk mencintai insan yang tak pernah kita lihat dan tatapi, mungkin kita lebih menyayangi ibu bapa, sahabat, mahupun kekasih kita daripada Rasulullah. Tetapi sebagai umat Rasulullah kita harus berusaha meletakkan Rasulullah sebagai manusia yang paling kita cintai, alasannya mudah, kerana Rasulullah amat mencintai umatnya. Baginda mencintai umatnya bukan hanya sekadar di dunia, malah di akhirat nanti, di padang Masyar nanti, semua orang saling tidak mengendahkan, kecuali Baginda yang akan sibuk mencari umatnya untuk diberi syafaat..
Baginda sanggup meninggalkan segala kemewahan dan keamanan yang dikecapinya. Baginda sanggup berhadapan dengan masyarakat tanpa memikirkan keselamatan dirinya hanya untuk memberi peringatan, disebabkan kasih sayangnya kepada umatnya. Baginda bersungguh-sungguh menyebarkan kasih sayang, dan tiada perkara yang paling bernilai yang melambangkan kasih sayang Baginda kepada manusia, melainkan mengeluarkan manusia dari kejahilan kepada keilmuan, mengeluarkan manusia dari kegelapan kepada cahaya dan memberi keselamatan kepada manusia di dunia dan akhirat.
*sila tonton video ini...
Daripada video ni kita dapat lihat betapa besarnya kasih sayang Rasulullah kepada umatnya. Intipati video ini adalah untuk menunjukkan kepada kita mengenai kasih dan kepedulian Baginda kepada kita di padang Masyar nanti.
Kisah ketika kewafatan Rasulullah
Tiba-tiba dari luar pintu terdengar seorang yang berseru mengucapkan salam. "Bolehkah saya masuk?" tanyanya. Tapi Fatimah tidak mengizinkannya masuk, "Maafkanlah, ayahku sedang demam," kata Fatimah yang membalikkan badan dan menutup pintu.
Kemudian ia kembali menemani ayahnya yang ternyata sudah membuka mata dan bertanya pada Fatimah, "Siapakah itu wahai anakku?" "Tak tahulah ayahku, orang sepertinya baru sekali ini aku melihatnya," tutur Fatimah lembut.
Lalu, Rasulullah menatap puterinya itu dengan pandangan yang menggetarkan. Seolah-olah bahagian demi bahagian wajah anaknya itu hendak dikenang. "Ketahuilah, dialah yang menghapuskan kenikmatan sementara, dialah yang memisahkan pertemuan di dunia. Dialah malaikatul maut," kata Rasulullah, Fatimah pun menahan ledakkan tangisnya. Malaikat maut datang menghampiri, tapi Rasulullah menanyakan kenapa Jibril tidak ikut sama menyertainya.
Kemudian dipanggilah Jibril yang sebelumnya sudah bersiap di atas langit dunia menyambut ruh kekasih Allah dan penghulu dunia ini. "Jibril, jelaskan apa hakku nanti di hadapan Allah?" Tanya Rasululllah dengan suara yang amat lemah. "Pintu-pintu langit telah terbuka, para malaikat telah menanti ruhmu. Semua syurga terbuka lebar menanti kedatanganmu," kata Jibril. Tapi itu ternyata tidak membuatkan Rasulullah lega, matanya masih penuh kecemasan.
"Engkau tidak senang mendengar khabar ini?" Tanya Jibril lagi. "Khabarkan kepadaku bagaimana nasib umatku kelak?" "Jangan khawatir, wahai Rasul Allah, aku pernah mendengar Allah berfirman kepadaku: �Kuharamkan syurga bagi siapa saja, kecuali umat Muhammad telah berada di dalamnya," kata Jibril.
Detik-detik semakin dekat, saatnya Izrail melakukan tugas. Perlahan ruh Rasulullah ditarik. Nampak seluruh tubuh Rasulullah bersimbah peluh, urat-urat lehernya menegang. "Jibril, betapa sakit sakaratul maut ini."
Perlahan Rasulullah mengaduh. Fatimah terpejam, Ali yang di sampingnya menunduk semakin dalam dan Jibril memalingkan muka. "Jijikkah kau melihatku, hingga kau palingkan wajahmu Jibril?" Tanya Rasulullah pada Malaikat pengantar wahyu itu.
"Siapakah yang sanggup, melihat kekasih Allah direnggut ajal," kata Jibril. Sebentar kemudian terdengar Rasulullah mengaduh, karena sakit yang tidak tertahankan lagi.
"Ya Allah, dahsyat nian maut ini, timpakan saja semua siksa maut ini kepadaku, jangan pada umatku. "Badan Rasulullah mulai dingin, kaki dan dadanya sudah tidak bergerak lagi.
Bibirnya bergetar seakan hendak membisikkan sesuatu, Ali segera mendekatkan telinganya. "Uushiikum bis shalati, wa maa malakat aimanukum --peliharalah shalat dan peliharalah orang-orang lemah di antaramu."
Diluar pintu tangis mulai terdengar bersahutan, sahabat saling berpelukan. Fatimah menutupkan tangan di wajahnya, dan Ali kembali mendekatkan telinganya ke bibir Rasulullah yang mulai kebiruan. "Ummatii, ummatii, ummatiii?" - "Umatku, umatku, umatku"
Dan, berakhirlah hidup manusia mulia yang memberi sinaran itu. Kini, mampukah kita mencintai sepertinya? Allahumma sholli �ala Muhammad wa baarik alaaa wa salim �alaihi Betapa cintanya Rasulullah kepada kita.
(Dipetik daripada : http://poniran.abatasa.com) Oleh itu, dalam membuktikan cinta kita kepada Rasulullah, terdapat beberepa perkara yang boleh kita lakukan :
- Mentauhidkan Allah S.W.T
- Menghargai Al-Quran dan mengamalkan isi kandungannya
- Mentaati sunah Rasulullah
- Menyampaikan sunah Rasulullah
- Sentiasa memuji dan mengingatinya
- Mencintai mereka yang mencintai Rasulullah
Nabi pernah bersabda:"Barang siapa mengikuti sunahku, bererti dia cinta kepadaku. Dan barang siapa yang cinta kepadaku, maka akan masuk syurga bersamaku "
Tu sajalah yang dapat dikongsikan dalam entri kali nie, semoga kawan2 dapat input yang berguna dan dapat menimbulkan kesedaran dalam diri kita. Saya berpesan pada diri saya dan para pembaca yang lain adalah kerana saya sayang saudara2 saya.
Sabda Nabi: "Ilmu itu milik Tuhan, barang siapa menyebarkan ilmu demi kebaikan InsyaAllah Allah akan menggandakan 10 kali kepadanya "
Tutup cerita. Saya sayang para sahabt saya. :)
Sekian. Assalamualaikum wbt. ^^